Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Leon Panetta langsung mengumumkan permintaan maaf, atas beredarnya foto-foto pasukan AS ini.
"Ini adalah perang, Saya mengerti perang adalah suatu tragedi dan kejahatan. Dan Saya juga mengerti kadang anak muda membuat keputusan yang salah. Oleh karena itu Saya atas nama Kementerian Pertahanan dan Pemerintah AS menyampaikan permintaan maaf atas insiden yang tidak dapat diterima ini," ujar Menteri Pertahanan AS Leon Panetta seperti dikutip Reuters Kamis, (19/4/2012).
Masalah ini mencuat setelah Suratkabar AS, Los Angeles Times, melansir sejumlah foto yang memuat gambar sejumlah pasukan AS tengah berpose di antara potongan-potongan badan para pemberontak Afghanistan yang tewas.
Panetta pun mengungkapkan kekecewaannya terhadap Suratkabar Los Angeles Times dengan mengatakan, "tindakan suratkabar itu dapat memicu aksi balasan, oleh kelompok pemberontak lainnya dan menimbulkan kekerasan baru yang dapat mengancam keselamatan pasukan AS di Afghanistan".
"Saya hanya tidak ingin gambar-gambar ini membahayakan nyawa pasukan kita, atau merusak hubungan kita dengan rakyat Afghanistan. Foto-foto itu telah digunakan oleh pihak musuh untuk menghasut terjadinya kekerasan baru," ungkap Panetta.
Tersebarnya skandal foto-foto yang melibatkan pasukan AS ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, beredar foto yang menunjukkan perilaku buruk pasukan AS yang tengah mengencingi mayat anggota Taliban. Foto itu juga menuai kecaman dunia.
Pasukan AS yang berada di Afghanistan beberapa waktu belakangan ini terus terlibat dalam skandal yang membahayakan posisi mereka sendiri. Selain skandal foto, pasukan AS beberapa waktu lalu juga menimbulkan ketegangan dengan Afghanistan menyusul pembakaran kitab suci Alquran.(rhs)