Seorang dokter hewan di Suaka Badak Sumatera, Eliza Jinata melaporkan ada dua ekor badak betina bernama Bina dan Rosa yang kurang akur. Keduanya saling cemburu jika pejantan bernama Andalas mendekati salah satunya.
"Tandanya mengendus-endus seperti marah dan gelisah," ujarnya seperti ditulis oleh Tempo.co. Anehnya, dengan seekor badak betina lainnya, Ratu, kedua betina yang masih muda itu tak punya masalah.
Dua betina, Bina dan Rosa yang usianya lebih muda, belum sreg dengan Andalas. Tiap kali dipertemukan oleh tim dokter dan perawat, keduanya masih saling berjauhan.
"Kalau dengan Ratu suka adu moncong dan cula sehingga sering ada luka pada kulit pipi dan jidat. Cula Andalas bahkan pernah goyang setelah ditabrak Ratu," ucap dokter hewan lulusan Universitas Airlangga itu.
Sekelumit Suaka Badak Sumatera
Di suaka badak Sumatera kelolaan Yayasan Badak Indonesia di Lampung itu, ada 4 ekor badak. Seekor jantan, dan tiga betina. Mereka hidup dalam suaka, yaitu kawasan hutan yang dibatasi pagar kejut listrik. Luas area suaka badak itu sekitar 100 hektar. Tiap ekor mendapat luas wilayah jelajah 10 hektar.
Eliza menggambarkan, bentuk suaka itu seperti lingkaran. Di tengahnya, menjadi area pertemuan badak sumatera jantan dan betina untuk kawin. Saat ini, pejantan Andalas yang berusia 11 tahun, baru berhasil mengawini Ratu pada Maret 2011 lalu. Kini pengelola tengah menantikan kelahiran anaknya yang diperkirakan pada Juni hingga Agustus 2012.
Suaka itu bertujuan mengembang biakkan badak sumatera yang terancam punah. Jumlah badak bercula dua itu, kata Eliza, diperkirakan tinggal 170 ekor di Pulau Sumatera. Total di dunia jumlahnya sekitar 200 ekor, sekitar 30 ekor diantaranya berada di Malaysia.
Sumber:
tempo.co