"Pengamatan jangan dari tengah kota. Polusinya cahayanya kuat sekali"
"Dimulai Minggu (21/10) dini hari antara pukul 01.00 sampai Subuh. Bisa dengan melihat arah rasi Orion, yaitu dari timur sampai atas kepala kita," jelas Profesor Riset Astronomi-Astrofisika LAPAN, Thomas Djamaluddin kepada VIVAnews, Kamis 18 Oktober 2012.
Pemandangan tersebut dapat terlihat seperti bintang jatuh dan hanya berlangsung secara sekilas.
"Per jam ada 20 meteor dan tiga menit sekali ada satu meteor, dan hanya beberapa detik kemudian akan terbakar. Ini terjadi di ketinggian antara 70 sampai 100 km," lanjutnya.
Thomas juga menambahkan, meteor hasil sisa debu Komet Halley tersebut tidak berbahaya karena hanya berupa butiran halus saja.
Hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dengan syarat cuaca cerah, medan pandang tidak terhalang, dan jauh dari polusi cahaya. "Pengamatan jangan dari tengah kota. Polusinya cahayanya kuat sekali," saran Thomas.
Sebelumnya, pada 8 Oktober 2012 terjadi puncak hujan meteor Draconids tahun 2012. Hujan meteror ini berasal dari sisa-sisa debu komet Giacobini-Zinner.
Pemandangan tersebut dapat terlihat seperti bintang jatuh dan hanya berlangsung secara sekilas.
"Per jam ada 20 meteor dan tiga menit sekali ada satu meteor, dan hanya beberapa detik kemudian akan terbakar. Ini terjadi di ketinggian antara 70 sampai 100 km," lanjutnya.
Thomas juga menambahkan, meteor hasil sisa debu Komet Halley tersebut tidak berbahaya karena hanya berupa butiran halus saja.
Hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dengan syarat cuaca cerah, medan pandang tidak terhalang, dan jauh dari polusi cahaya. "Pengamatan jangan dari tengah kota. Polusinya cahayanya kuat sekali," saran Thomas.
Sebelumnya, pada 8 Oktober 2012 terjadi puncak hujan meteor Draconids tahun 2012. Hujan meteror ini berasal dari sisa-sisa debu komet Giacobini-Zinner.