Catatan kenakalan penguin tersebut ditemukan kembali baru-baru ini di Museum Sejarah Alam di Tring, Inggris, dan diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal Polar Record.
George Levick, seorang ahli bedah dan petugas medis pada ekspedisi Scott (tahun 1910-1913 ke Kutub Selatan), yang disebut ekspedisi Terra Nova, merinci perilaku aneh penguin dalam empat halaman yang berjudul "Sexual Habits of Adélie Penguins" pada 1915.
Levick mengamati dan mencatat rincian tentang kehidupan koloni para penguin Adelie (Pygoscelis adeliae) di Cape Adare. Dia bahkan mencatat penguin pertama di koloni itu — spesies penguin terbesar di dunia — pada 13 Oktober, 1911.
"Beberapa hal yang ia temukan, telah mengejutkan dirinya," kata Russell. Misalnya, Levick mencatat bahwa penguin cenderung mudah terangsang, dan terdapat beberapa perilaku yang tampaknya menyimpang dari penguin muda jantan dan betina yang belum memiliki pasangan.
Contohnya necrophilia (berhubungan seks dengan mayat), pemaksaan seksual, pelecehan seksual dan kekerasan seksual pada anak penguin, serta seks tidak wajar dan perilaku homoseksual.
Dianggap terlalu vulgar bagi masyarakat pada saat itu, pamflet tersebut tidak dipublikasikan dengan laporan ekspedisi Terra Nova yang lain. Dengan demikian, itu masih tersembunyi dalam koleksi burung di museum yang ditemukan baru-baru ini oleh Russell.
"Catatan Levick tersebut dianggap beberapa dekade terlalu maju untuk saat itu," kata Russell dalam sebuah pernyataan.
Pada saat itu, Levick begitu terkejut dengan apa yang dilihatnya, ia mencatat peristiwa itu dalam bahasa Yunani untuk menyamarkan informasi, pada satu titik menulis, "tampaknya tidak ada kejahatan yang terlalu kecil untuk penguin itu."
Misalnya, pada 10 November 1911, Levick menulis dalam bahasa Yunani (diterjemahkan sbb.):
"Sore ini saya melihat tempat yang paling luar biasa [sic]. Seekor Penguin benar-benar melakukan sodomi pada tubuh penguin yang sudah mati. Tindakan itu terjadi selama satu menit penuh, dengan posisi biasa dari hubungan seksual, dan seluruh aksi itu berakhir di anus bangkai tersebut.”
Dalam entri lain, yang satunya ditulis dalam bahasa Inggris, pada 6 Desember tahun itu, ia menulis:
"Saya melihat perbuatan buruk lain yang menakjubkan hari ini. Seekor penguin betina yang terluka parah di bagian belakang tubuhnya merayap dan terlihat kesakitan dengan menggunakan perutnya. Aku sedang berpikir apakah aku harus membunuhnya, ketika seekor penguin jantan melintas lalu menindihnya. Setelah pemeriksaan singkat ternyata penguin betina itu diperkosa, dan tidak sanggup melawan."
Levick menjelaskan bahwa penguin yang berjalan di sekitar pinggiran koloni itu, meneror setiap anak penguin sebagai "hooligan" di pamfletnya. "Kejahatan yang mereka lakukan diibaratkan terlalu jahat untuk dituliskan pada buku ini, tetapi menarik memang untuk mencatat hal tersebut, ketika alam berniat untuk memberi mereka pekerjaan, burung-burung ini, seperti para pria, merosot dalam kemalasan."
Perilaku homoseksual pada hewan tidak lagi merupakan alasan untuk menyembunyikan data. (Contoh kasus:. Ahli biologi Belanda Kees Moeliker memenangkan Nobel Lg pada 2010 untuk laporan pertama dari seks bebek gay dengan bangkai).
Banyak perilaku hewan terungkap, dari lumba-lumba dan paus pembunuh, dari bonobo (sejenis simpanse kerdil) dan angsa greylag. Beberapa perkiraan menyebutkan 1.500 spesies hewan memiliki perilaku homoseksual.
Pada hari ini, semua temuan mengejutkan itu merupakan hal yang biasa, menurut para peneliti.
Necrophilia, misalnya, tidak sama di penguin dan manusia. Penguin jantan tidaklah terangsang oleh seorang betina seksi, mereka secara kimiawi merespon dengan cara tertentu untuk mengetahui betina pada usia matang.
"Saya sangat senang bahwa 97 tahun setelah Levick menyerahkannya untuk publikasi, penelitian itu akhirnya diterbitkan," kata Russell. Bahkan, ada penelitian lain di koloni tersebut yang sudah dipublikasikan, kata para peneliti.
Sekitar 100 salinan pamflet Levick awalnya dicetak, meskipun hanya dua yang diketahui ada sampai hari ini