VIVAnews - Penjelajah Mars milik NASA, Curiosity, menemukan bekas aliran air di planet tetangga bumi itu. Bukti aliran air itu di tempat pendaratannya sendiri.
Curiosity mendarat pada 6 Agustus 2012 di dalam sebuah dataran raksasa dekat khatulistiwa Mars. Robot berukuran sebuah mobil kecil ini ditargetkan menjalankan misi dua tahun meneliti di kawasan yang disebut Kawah Gale.
Ilmuwan menduga gundukan yang disebut Gunung Sharp itu merupakan sisa-sisa sedimen yang dulunya mengisi penuh kawah. Analisis atas sebuah pecahan batuan antara lereng utara kawah dengan dasar Gunung Sharp mengindikasikan adanya aliran deras air pernah terjadi di sana.
Gambar yang diambil Curiosity dan dilansir Kamis lalu memperlihatkan kerikil bulat terpasak di bebatuan, yang menjulang bak jalan yang dipaku di permukaan planet itu. Kerikil-kerikil di dalam bebatuan itu terlalu besar untuk digerakkan oleh angin, kata ilmuwan Curiosity Rebecca Williams dalam sebuah telewicara di Tucson, Arizona.
"Konsensus tim ilmuwan, ini adalah kerikil-kerikil yang dibawa air dalam aliran yang kuat," katanya.
Bebatuan ini dipercaya menjadi dasar dari aliran di masa lalu sedalam mata kaki. Analisis ini diambil berdasarkan telefoto yang diambil penjelajah yang dalam perjalanan di kawasan bernama Glenelg di mana terdapat tiga macam bebatuan bertemu.
Ilmuwan belum memutuskan meneliti kimia bebatuan atau menargetkan lebih jauh Curiosity mencari bentuk kehidupan atau mineral. "Soal kehidupan melalui observasi sederhana mengenai air di Mars," kata ketua peneliti John Grotzinger yang dari California Institute of Technology.
"Tentu air mengalir adalah tempat mikroorganisme bisa hidup," katanya. Namun jenis bebatuan ini belum bisa disimpulkan bisa menjadi lingkungan makhluk hidup bisa hidup. (sj)
VIVA